PERTEMUAN 3, Rabu 18 Agustus 2021

 

Semangat dan Komitmen Para Pendiri  Negara Dalam Perumusan dan Penetapan Pancasila Sebagai Dasar Negara

 

A. 1.     Nilai Semangat Pendiri Negara



Semangat mengandung arti tekad dan dorongan hati yang kuat untuk menggapai keinginan atau hasrat tertentu. Para pendiri negara merupakan contoh yang baik dari orang-orang yang memiliki semangat yang kuat dalam membuat perubahan, yaitu perubahan dari negara terjajah menjadi negara yang merdeka dan sejajar dengan negara-negara lain di dunia. Semangat kebangsaan harus tumbuh dan dipupuk oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini harus tumbuh dalam diri warga negara untuk mencintai dan rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara. Seseorang yang memiliki rasa kebangsaan Indonesia akan memiliki rasa bangga sebagai warga negara Indonesia. Kebanggaan sebagai bangsa dapat kita rasakan, misalnya ketika kalian mengikuti upacara bendera di sekolah.

Keberhasilan bangsa Indonesia menyatakan kemerdekaannya, merupakan salah satu bukti cinta para pahlawan terhadap bangsa dan negara. Bukti cinta yang dilandasi semangat kebangsaan diwujudkan dengan pengorbanan jiwa dan raga segenap rakyat untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dari penjajah.

Semangat kebangsaan disebut juga sebagai nasionalisme dan patriotisme. Nasionalisme adalah suatu paham yang menganggap bahwa kesetiaan tertinggi atas setiap pribadi harus diserahkan kepada negara kebangsaan atau nation state. Ada dua jenis pengertian nasionalisme, yaitu nasionalisme dalam arti sempit dan nasionalisme dalam arti luas.


a. Nasionalisme dalam arti sempit


Nasionalisme dalam arti sempit disebut juga dengan nasionalisme negatif karena mengandung makna perasaan kebangsaan atau cinta terhadap bangsanya yang sangat tinggi dan berlebihan, sebaliknya memandang rendah terhadap bangsa lain. Nasionalisme dalam arti sempit disamakan dengan chauvinisme.

b. Nasionalisme dalam arti luas


Nasionalisme dalam arti luas atau yang berarti positif. Nasionalisme dalam pengertian ini adalah perasaan cinta yang tinggi atau bangga terhadap tanah air dan tidak memandang rendah bangsa lain. Saat mengadakan hubungan dengan negara lain, selalu mengutamakan kepentingan bangsa dan negara serta menghormati kedaulatan negara lain.

Adapun patriotisme berasal dari kata patria, yang artinya tanah air. Kata patria kemudian berubah menjadi kata patriot yang artinya seseorang yang mencintai tanah air. Oleh sebab itu, patriotisme berarti semangat cinta tanah air atau sikap seseorang yang bersedia mengorbankan segala-galanya untuk mempertahankan bangsanya. Sikap ini muncul setelah lahirnya nasionalisme, namun antara nasionalisme dan patriotisme umumnya diartikan sama. Jiwa patriotisme telah tampak pada sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Hal itu antara lain diwujudkan dalam bentuk kerelaan para pahlawan bangsa untuk merebut dan mempertahankan kemerdekaan dengan mengorbankan jiwa dan raga. Jiwa dan semangat bangsa Indonesia untuk merebut kemerdekaan sering juga disebut sebagai ”jiwa dan semangat ’45”.


Adapun hal-hal yang terkandung dalam jiwa dan semangat ‘45 adalah sebagai berikut.

  1. Pro Patria dan Primus Patrialis, artinya mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan tanah air.
  2. Jiwa solidaritas dan kesetiakawanan dari semua lapisan masyarakat terhadap perjuangan kemerdekaan.
  3. Jiwa toleransi atau tenggang rasa antaragama, antarsuku, antargolongan dan antarbangsa.
  4. Jiwa tanpa pamrih dan bertanggung jawab.
  5. Jiwa ksatria dan kebesaran jiwa yang tidak mengandung balas dendam.

Sifat, jiwa, dan semangat 45 itulah yang harus dijadikan contoh sikap positif generasi muda terhadap makna perumusan dan penetapan Pancasila sebagai dasar negara. Selain sifat, jiwa, dan semangat ‘45 di atas yang harus kita jadikan contoh terdapat pula ekses negatif yang perlu kita hindari, yakni sebagai berikut:

  1. Kolaborator dan koperator dalam arti kerja sama dengan pihak penentang kemerdekaan.
  2. Persaingan tidak sehat antargolongan.
  3. Separatisme, yaitu pemisahan dari negara kesatuan.
  4. Oportunitas, yaitu paham yang ingin menguntungkan diri sendiri dipihak manapun ia berdiri.

Nasionalisme dan patriotisme dibutuhkan bangsa Indonesia untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa serta negara. Kejayaan sebagai bangsa dapat dicontohkan oleh seorang atlet yang berjuang dengan segenap jiwa dan raga untuk membela tanah airnya. Contoh lainnya adalah semangat yang dimiliki para pendiri negara dalam merumuskan Pancasila. Mereka memiliki semangat mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi ataupun golongan. Nasionalisme dan patriotisme sangat penting bagi kelestarian kehidupan bangsa Indonesia dikarenakan kondisi-kondisi sebagai berikut.

  1. Masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang majemuk atau keanekaragaman dalam suku, ras, golongan, agama, budaya, dan wilayah.
  2. Alam Indonesia, dengan kepulauan Nusantara terletak pada posisi silang yang dapat mengandung kerawanan bahaya dari negara lain.
  3. Adanya bahaya disintegrasi (perpecahan bangsa) dan gerakan separatisme (gerakan untuk memisahkan diri dari suatu bangsa) apabila pemerintah tidak bersikap bijaksana.

Semangat kebangsaan diperlukan untuk menjaga kelangsungan hidup dan kejayaan bangsa Indonesia. Semangat kebangsaan para pendiri negara dalam merumuskan dan menetapkan Pancasila sebagai dasar negara yang perlu kita tiru dan praktikkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut.

  • Semangat Persatuan dan Kesatuan

Proses perumusan dasar negara dilakukan oleh para tokoh bangsa pendiri negara melalui sidang BPUPKI dan PPKI. Mereka berasal dari daerah, suku, agama, dan profesi yang berbeda-beda. Namun berbagai latar belakang yang beraneka ragam tersebut tidak menghalangi mereka untuk memberikan hasil terbaik bagi bangsa dan negara. Para pendiri negara tersebut meninggalkan rasa kesukuan dan fanatisme terhadap daerahnya atau agamanya. Mereka lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan demi keutuhan dan kepentingan bangsa Indonesia. Hal ini, misalnya dapat diketahui dari perubahan kalimat butir pertama rumusan dasar negara dalam Piagam Jakarta yang awalnya, “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Perubahan tersebut dilakukan dalam karena munculnya keberatan dari golongan pemeluk agama Kristen dan Katolik dari Indonesia Timur. Apabila perubahan tidak dilakukan, maka dikhawatirkan persatuan dan kesatuan bangsa akan terpecah.


Semangat persatuan dan kesatuan yang ditunjukkan para pendiri negara dalam proses perumusan Pancasila dapat kita teladani dalam kehidupan sehari-hari. Berikut contoh semangat persatuan dan kesatuan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

  1. Membiasakan hidup rukun dan saling menolong antarmanusia.
  2. Menyelesaikan masalah dengan kekeluargaan, tidak dengan kekerasan.
  3. Mengutamakan kepentingan bersama daripada kepentingan diri sendiri.
  4. Memandang dan memperlakukan orang lain secara sama tanpa diskriminasi.
  5. Menghargai perbedaan dan bersikap toleransi terhadap orang lain.
  6. Mengerti atau merasakan kesedihan dan penderitaan orang lain, serta tidak mudah marah atau menyimpan dendam.

2. Komitmen Para Pendiri Negara dalam Perumusan Pancasila sebagai Dasar Negara

Komitmen adalah sikap dan perilaku yang ditandai oleh rasa memiliki, memberikan perhatian, serta melakukan usaha untuk mewujudkan harapan dan cita-cita dengan sungguh-sungguh. Seseorang yang memiliki komitmen terhadap bangsa adalah orang yang akan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadinya.

Para pendiri negara dalam perumusan Pancasila memiliki ciri-ciri komitmen pribadi sebagai berikut.

  1. Mengutamakan semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme. Pendiri negara memiliki semangat persatuan, kesatuan, dan nasionalisme yang tinggi. Hal ini diwujudkan dalam bentuk mencintai tanah air dan mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan.
  2. Adanya rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Para pendiri negara dalam merumuskan dasar negara Pancasila dilandasi oleh rasa memiliki terhadap bangsa Indonesia. Oleh karena itu, nilai-nilai yang lahir dalam Pancasila berasal dari bangsa Indonesia sendiri. Nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, musyawarah, dan keadilan sosial adalah nilai-nilai yang berasal dan digali dari bangsa Indonesia.
  3. Selalu bersemangat dalam berjuang. Para pendiri negara selalu bersemangat dalam memperjuangkan dan mempersiapkan kemerdekaan bangsa Indonesia seperti Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, dan para pendiri negara lainnya yang mengalami cobaan dan tantangan perjuangan yang luar biasa. Ir. Soekarno dan Mohammad Hatta berkali-kali dipenjara oleh Belanda. Namun, dengan semangat perjuangan nya para pendiri negara tetap bersemangat memperjuangkan kemerdekaan Indonesia.
  4. Mendukung dan berupaya secara aktif dalam mencapai cita-cita bangsa yaitu merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.
  5. Melakukan pengorbanan pribadi, dengan cara menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi, serta mendukung keputusan yang menguntungkan bangsa dan negara.

 Semangat dan komitmen para pendiri negara jangan dipandang sebagai sejarah perjuangan dimasa lampau melainkan harus diteladani dalam kehidupan sekarang ini. Semangat dan komitmen para pendiri negara bisa diamalkan dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun di lingkungan berbangsa dan bernegara. Beberapa contoh sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut.

  • Lingkungan Keluarga

Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan keluarga sebagai berikut.

  1. Meringankan beban orang tua sesuai dengan kemampuan.
  2. Menghormati semua anggota keluarga.
  3. Mematuhi peraturan yang ada dalam kehidupan keluarga.

  • Lingkungan Sekolah

Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan sekolah sebagai berikut.

  1. Menjalin kerja sama dengan teman di sekolah.
  2. Giat belajar untuk meraih prestasi.
  3. Tidak membeda-bedakan teman dalam bergaul.
  • Lingkungan Masyarakat

Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan masyarakat sebagai berikut.

  1. Mengikuti kegiatan di masyarakat.
  2. Peduli terhadap warga masyarakat lainnya.
  3. Berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat dengan bersosialisasi.


Gambar Kerjabakti Membersihkan Lingkungan Sekitar

  • Lingkungan Berbangsa dan Bernegara

Adapun sikap mewujudkan semangat dan komitmen para pendiri negara dalam lingkungan berbangsa dan bernegara sebagai berikut.

  1. Menaati peraturan perundang-undangan yang berlaku.
  2. Tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, atau golongan.
  3. Mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk lebih memahami materi, silahkan kalian simak video berikut : 

 


Tugas Kalian, 

Setelah  kalian membaca materi di atas " Semangat dan komitmen pendiri negara dalam perumusan pancasila sebagai dasar negara", kalian rangkum point-point yang penting di buku tulis  untuk persiapan ulangan harian minggu depan. 

Dan Silahkan kalian kerjakan Kuis Benar Salah berikut ini : KLIK DISINI 


10 komentar: